Marhaban Yaa Ramadhan ,,,
Memasuki Bulan Suci Ramadhan 1436 H / 2015 :
Kami mengadakan Program Tebar Kurma Ramadhan. Program ini mengajak saudara muslimin khususnya di Balikpapan dan umumnya sahabat-sahabat di kota lain untuk berbagi sebagian rezeki dengan memberi makan saudara yang berbuka puasa di Panti Asuhan, Masjid dan Musholla.
MENGAPA KITA HARUS MEMBERI MAKAN ORANG YANG BERPUASA ?
Inilah janji pahala yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebutkan,
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala
seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang
berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, no. 807 dan Ibnu Majah, no. 1746).
Al Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa memberi makan buka puasa di
sini boleh jadi dengan makan malam, atau dengan kurma. Jika tidak bisa
dengan itu, maka bisa pula dengan seteguk air. (lihat Faidul Qadhir 6/243).
Ath Thobari rahimahullah menerangkan, “Barangsiapa yang menolong
seorang mukmin dalam beramal kebaikan, maka orang yang menolong tersebut
akan mendapatkan pahala semisal pelaku kebaikan tadi. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberi kabar bahwa orang yang mempersiapkan segala perlengkapan perang
bagi orang yang ingin berperang, maka ia akan mendapatkan pahala
berperang. Begitu pula orang yang memberi makan buka puasa atau memberi
kekuatan melalui konsumsi makanan bagi orang yang berpuasa, maka ia pun
akan mendapatkan pahala berpuasa.” (lihat Syarh Ibnu Baththal, 9/65).
Lantas, apa sebenarnya pahala orang yang berpuasa di bulan
Ramadhan? Dalam hal ini, Rasulullah saw. telah menjelaskan akan hal itu.
a. Allah akan mengampuni dosa-dosanya di masa lalu.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)
b. Bagi Orang yang Berpuasa akan Disediakan Ar Rayyan
Diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ
الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ
يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ
فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا
أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama Ar-Royyaan.
Pada hari kiamat orang-orang yang berpuasa akan masuk surga melalui
pintu tersebut dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu
tersebut kecuali mereka. Dikatakan kepada mereka,’Di mana orang-orang
yang berpuasa?’ Maka orang-orang yang berpuasa pun berdiri dan tidak ada
seorang pun yang masuk melalui pintu tersebut kecuali mereka. Jika
mereka sudah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada lagi seorang
pun yang masuk melalui pintu tersebut,” (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Allah langsung yang akan membalas pahala puasanya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ .
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ ، فَلاَ
يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ ، أَوْ قَاتَلَهُ
فَلْيَقُلْ إِنِّى امْرُؤٌ صَائِمٌ . وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ ،
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا
لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
“Allah berfirman,’Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali
puasa. Puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.
Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka
janganlah berkata kotor, jangan pula berteriak-teriak. Jika ada
seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah,’Saya
sedang berpuasa’. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah
pada hari kiamat daripada bau misk/kasturi. Dan bagi orang yang berpuasa
ada dua kegembiraan, ketika berbuka mereka bergembira dengan bukanya
dan ketika bertemu Allah mereka bergembira karena puasanya’. “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Pahala yang dijanjikan oleh Allah bagi orang yang berpuasa di bulan
Ramadhan sangatlah agung. Dengan memberi makan orang yang berpuasa di
bulan Ramadhan, seorang muslim akan mendapatkan pahala orang yang
berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.
Di antara keutamaan lainnya bagi orang yang memberi makan berbuka
adalah do’a dari orang yang menyantap makanan berbuka. Jika orang yang
menyantap makanan mendoakan si pemberi makanan, maka sungguh itu adalah
do’a yang terkabulkan. Karena memang do’a orang yang berbuka puasa
adalah do’a yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang
adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang
terdzolimi.” (HR. Tirmidzi, no. 2526).
Ketika berbuka adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang
yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan
merendahkan diri.
Apalagi jika orang yang menyantap makanan tadi mendo’akan sebagaimana
do’a yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam praktekkan, maka sungguh
rizki yang kita keluarkan akan semakin barokah. Ketika Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam diberi minum, beliau pun mengangkat kepalanya ke
langit dan mengucapkan,
اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِى وَأَسْقِ مَنْ أَسْقَانِى
“Allahumma ath’im man ath’amanii wa asqi man asqoonii” [Ya Allah,
berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan
berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku]. (HR. Muslim, no. 2055).
Tak lupa pula, ketika kita hendak memberi makan berbuka untuk memilih
orang yang terbaik atau orang yang sholih. Carilah orang-orang yang
sholih yang bisa mendo’akan kita ketika mereka berbuka. Karena ingatlah
harta terbaik adalah di sisi orang yang sholih. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah mengatakan pada ‘Amru bin Al ‘Ash,
يَا عَمْرُو نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ
“Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta di tangan hamba yang Shalih,” (HR. Ahmad, 4/197).
Dengan banyak berderma melalui memberi makan berbuka dibarengi dengan
berpuasa itulah jalan menuju surga. Dari ‘Ali, ia berkata, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى
ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا ». فَقَامَ
أَعْرَابِىٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « لِمَنْ
أَطَابَ الْكَلاَمَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى
لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian
luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari
bagian luarnya.” Lantas seorang arab baduwi berdiri sambil berkata,
“Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah?” Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Untuk orang yang berkata benar,
yang memberi makan, dan yang senantiasa berpuasa dan shalat pada malam
hari di waktu manusia pada tidur.” (HR. Tirmidzi, no. 1984).
#Dikutip dari http://griyatabunganakhirat.com/keutamaan-memberi-makan-orang-berpuasa-di-bulan-ramadhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar